PeduliLindungi Tak Dibutuhkan Jika 3T Indonesia Kuat

KABAR RAKYAT?- Lahirnya kebijakan baru?pemerintah?untuk mendeteksi pergerakan masyarakat dalam berbagai ruang publik melalui aplikasi?PeduliLindungi yang lahir dari fenomena pandemi Covid-19. Harapan?pemerintah tentunya kehadiran aplikasi PeduliLindungi?diterima baik masyarakat sebagai upaya?pemerintah?mengendalikan pandemi Covid-19. Semoga tidak timbus diskriminasi, mengingat banyak masalah mendasar yang harus diselesaikan.

Kebocoran Data Pribadi Warga Marak, Tim LaporCovid-19 Ungkap Penyebabnya

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM –?Tim Advokasi Laporan Warga?LaporCovid-19, Firdaus Ferdiansyah mencatat kasus?kebocoran?data?pribadi?warga?terkait dengan kepentingan penanganan?Covid-19 ternyata telah terjadi sejak 2020. Kebocoran?data?itu disebabkan oleh adanya?peretasan?maupun lalainya?pemerintah?daerah?dalam menjaga?data?pribadi?milik warganya sendiri.

Bumerang Sertifikat Vaksin Covid-19

Pemberlakuan sertifikat vaksin Covid-19 sebagai syarat masuk pusat belanja melalui aplikasi PeduliLindungi berhasil mendongkrak kesadaran warga untuk mengikuti vaksinasi. Tapi pendekatan yang cenderung bersifat memaksa semacam ini justru bisa menjadi bumerang. Terlebih jika sertifikat vaksin ini akan diperluas sebagai syarat untuk mengakses ruang publik lainnya, seperti layanan publik dan pemberian jamin

Vaksin Covid: Bisakah puluhan juta dosis yang menumpuk bahkan rusak di daerah diatasi tanpa cabut hak warga?

Sebanyak 41 juta dosis vaksin yang sudah didistribusikan ke provinsi, kabupaten dan kota saat ini belum disuntikkan ke masyarakat.

Stok vaksin di sejumlah daerah baru akan habis dalam ratusan hari ke depan. Di Aceh, 1.812 dosis Sinovac bahkan tidak bisa lagi dipakai karena tidak kunjung disuntikkan ke masyarakat.

PeduliLindungi Banyak Masalah, Cuma Sekadar Latah dari Trace Together Singapura

Kini aplikasi PeduliLindungi menjadi aplikasi yang dominan digunakan kala hendak mengakses ruang atau transportasi publik. Ini untuk memastikan orang yang masuk atau menggunakan transportasi publik itu telah mendapat vaksinasi. Namun, belakangan kewajiban penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini dinilai diskriminatif. Soalnya, di lapangan masyarakat masih sering menemui kesulitan.

LaporCovid-19 Temukan Banyak Vaksin Booster Bocor ke Non-Nakes

Jakarta, IDN Times – Organisasi pemantau wabah, LaporCovid-19 banyak menerima aduan dari sejumlah warga terkait penyalahgunaan vaksin penguat (booster) COVID-19. Vaksin yang seharusnya diterima oleh tenaga kesehatan itu malah bocor diberikan kepada warga biasa yang sudah menerima vaksinasi lengkap dua dosis. Padahal, mengutip data, cakupan vaksinasi di seluruh Indonesia masih berjumlah 15 persen.

LaporCovid-19 Sampaikan Aduan Penyalahgunaan Vaksin ke Kemenkes, tapi Tak Direspons

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota koalisi LaporCovid-19 Amanda Tan menyatakan, pihaknya telah menyampaikan berbagai laporan warga soal penyalahgunaan vaksin Covid-19 ke Kementerian Kesehatan. Namun, menurutnya, sampai saat ini tidak ada respons dari Kemenkes. “Kami meneruskan ke Kemenkes selaku aktor distributor vaksin, tapi belum ada tindak lanjut, bahkan tidak ada respons dari kementerian terkait,” kata Amanda dalam konferensi pers daring, Minggu (12/9/2021).