Somasi atas Kelangkaan dan Mahalnya Oksigen serta Obat-obatan

Kami meminta Presiden, Menteri Perdagangan dan Menteri Kesehatan segera mengendalikan harga, memastikan ketersediaan Oksigen dan tabung Oksigen serta memastikan distribusinya dalam waktu 7 hari (7×24 Jam), jika dalam waktu tersebut tidak dipenuhi kami akan melakukan langkah-langkah hukum dan konstitusional sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Puncak Gunung Es Kematian Covid-19 di Luar Fasilitas Kesehatan

24 Juli 2021 – LaporCovid-19 mengumpulkan data-data kematian karena Covid-19 yang terjadi di luar fasilitas kesehatan, termasuk saat isolasi mandiri, sejak pertengahan Juni hingga kini. Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada 22 Juli 2021, Said Fariz Hibban, Analis Data LaporCovid-19, menyebutkan bahwa terdapat 2.313 korban jiwa akibat isolasi mandiri. Data ini didapatkan dari rekapan kematian yang dilakukan oleh LaporCovid-19 untuk periode 1 Juni hingga 21 Juli 2021.

Kolapsnya Fasilitas Kesehatan dan Risiko Kematian Pasien Isolasi Mandiri

Jakarta, 11 Juli 2021 Center for Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI) dan LaporCovid19 mendorong pemerintah mengambil langkah tegas untuk mencegah kematian saat isolasi mandiri atau mencari pelayanan kesehatan selama periode lonjakan kasus Covid-19. Indonesia mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 yang begitu drastis sepanjang Juli 2021. Pada 11 Juli 2021 bahkan tercatat lonjakan kasus mencapai angka 36.197. Tingginya lonjakan kasus sebabkan kelebihan kapasitas rumah sakit dan lelahnya tenaga kesehatan.

Health Facility Collapses, 365 Covid-19 Patients Die in Self-Isolation

July 8th 2021. The death toll and Covid-19 cases in Indonesia continue to rise. In addition to the patients who died during hospital treatments, a number of people with the virus also reported the deaths of family members and friends who contracted the virus during their self-isolation. This phenomenon points to the collapse of health facilities rendering Covid-19 patients unable to find proper medical treatment, worsened by the lack of public health education and risk communication by the government, causing people to choose self-isolation over hospital care.

Diskusi Publik: Gagalnya Pemerintah Indonesia Menyelamatkan Rakyat

Jakarta, 5 Juli 2021 Merespon situasi gawat darurat pandemi yang terjadi di masyarakat, Konsorsium Masyarakat untuk Kesehatan Publik yang terdiri dari YLBHI, LaporCovid-19, ICW dan Lokataru bersama dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) memberikan catatan kritis terhadap penanganan pandemi di tanah air, khususnya di tengah ledakan kasus Covid-19 yang menunjukan adanya kegagalan penanganan.

Faskes Kolaps, Sebanyak 265 Pasien Isolasi Mandiri Covid-19 Meninggal Dunia

Berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di sosial media Twitter, berita online, dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19, kami menemukan sedikitnya 265 korban jiwa yang meninggal dunia positif Covid-19 dengan kondisi sedang isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD Rumah Sakit. Kematian di luar fasilitas kesehatan ini terjadi selama bulan Juni 2021 hingga tanggal 2 Juli 2021.

Dampak Gagal Atasi Laju Penularan Covid-19: Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Kolaps

1 Juli 2021 – Lonjakan kasus Covid-19 memicu krisis fasilitas dan layanan kesehatan. Sejak 14 Juni hingga 30 Juni 2021, LaporCovid-19 menerima 101 laporan warga terkonfirmasi positif Covid-19 yang meminta bantuan untuk mencarikan rumah sakit (RS), ruang isolasi, dan ruang rawat intensif seperti Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Intensive Care Unit (ICU), atau High Flow Nasal Cannula (HNFC).

Warga Meninggal Sebelum Mendapatkan RS dan ICU

Jakarta, 26 Juni 2021 – Berdasarkan hasil pencarian Rumah Sakit (RS) yang dilakukan oleh LaporCovid-19 selama seminggu terakhir, banyak RS menolak pasien karena tidak ada ketersediaan tempat tidur. Pasien yang tidak dapat mendapatkan kasur di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus bertahan di rumah dengan ketersediaan alat seadanya dari Puskesmas, bahkan harus berakhir meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.