Over 200 frontline health workers have yet to be financially compensated: LaporCOVID-19

More than 200 health workers have yet to receive the promised financial incentives for their work on the frontlines of Indonesia’s pandemic response throughout 2022, independent data initiative LaporCOVID-19 has found. The organization received a total of 241 reports regarding late payment of the incentives, a majority of which were filed by health workers in West Java and East Java and who mostly worked either in private hospitals or hospitals owned by regional administrations.

Tragis! Nakes di Jawa Tengah yang Mempertaruhkan Nyawa selama Pandemi COVID-19 Kini Malah Dipecat

Koalisi Masyarakat untuk Akses Keadilan Kesehatan melaporkan, sejumlah persoalan saat ini tengah dihadapi para nakes, seperti insentif yang dipotong karena pemerintah berdalih tidak memiliki anggaran hingga insentif tak kunjung disalurkan. “Selama tahun 2022, kami mendapati sedikitnya 241 laporan warga terkait insentif tenaga kesehatan yang menangani COVID-19,” demikian siaran pers seperti diakses BantenHits.com dari laman Laporcovid19.org.

Sebagian Tenaga Kesehatan Belum Terima Insentif

JAKARTA, KOMPAS — Selama 2022, tercatat ada 241 laporan tenaga kesehatan di sejumlah daerah yang belum menerima insentif penanganan pandemi Covid-19. Salah satu alasan keterlambatan pembayaran tersebut adalah karena mulai 2022, insentif dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD. Demikian laporan yang dihimpun LaporCovid-19 yang disampaikan secara daring,

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Akses Keadilan Kesehatan “Pandemi Menuju Endemi, Insentif Nakes Belum Tuntas”

15 Januari 2023 – Dua tahun pandemi Covid-19, tenaga kesehatan masih harus terus berjuang menangani pasien Covid-19. Tak jarang diantara mereka yang jatuh sakit, hingga harus mengorbankan nyawa mereka. Oleh karenanya, pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/Menkes/770/2022 berjanji untuk memberikan hak insentif kepada seluruh tenaga kesehatan yang menangani Covid-19.

Tenaga Kesehatan, Pahlawan yang Berguguran dalam Perang Covid-19

Nationalgeographic.co.id - Lenny gemetar bercampur rasa sedih melihat data yang masuk padanya. Saat itu Jumat malam di tanggal merah 31 Desember 2021, menjelang tahun baru. “Udah, dong, jangan nambah terus,” kata perempuan bernama lengkap Lenny Ekawati itu dalam hati. Lenny adalah peneliti di Oxford University Clinical Research Unit (OUCRU), Jakarta. 

Tutup Operasional pada Akhir Tahun, Ini Deretan Kehebohan yang Pernah Terjadi di Wisma Atlet Kemayoran

Hingga Rabu (5/5/2021) pukul 20.00 WIB, menurut data Jaringan Nakes Indonesia (JNI), tercatat 500 nakes belum mendapatkan pembayaran sejak Desember 2020 hingga April 2021. Bahkan, sebagian nakes belum dibayar sejak November 2020. Selain soal keterlambatan pembayaran, LaporCovid-19 juga mendapat pengaduan adanya tekanan terhadap nakes agar tidak menyuarakan soal keterlambatan insentif.

“A Roadmap for Consolidating Jokowi’s Legacy” by Yanuar Nugroho and Hui Yew-Foong

The real challenge is in the implementation though, and this is where (stalled) bureaucratic reforms have implications. A complicated bureaucracy does not help in crises and pressing situations, as evidenced in delays in social assistance distribution,[31] payment of incentives for health facilities and health workers,[32] provision of compensation to the families of health-workers who had died,[33] and the vaccination process.

Why is the Healthcare Booster Vaccine Is Slow?

The Booster vaccine, which has been intended for health workers, is in fact too slow to be pursued. The target of 1.4 million booster vaccines for health workers is progressing slowly, even though it has been distributed to health workers since July 14, 2021.

It Is Increasingly Clear and Blatant That Non-Healthcare Workers are Receiving Boosters

From a Whatsapp message which was intended as an invitation to a number of people, the Moderna vaccine booster will be given to non-healthcare workers and will be done in a building on Jenderal Sudirman Street, Jakarta.