WVI-LaporCovid-19: Informasi Vaksinasi COVID-19 Belum Diterima Masyarakat secara Utuh

JAKARTA, suaramerdeka.com?- Sebagian masyarakat masih menganggap?vaksinasi?Covid-19?sebagai hal yang menakutkan.

Demikian disampaikan Organisasi Kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan LaporCovid-19 terkait?vaksinasi?COVID-19 yang dipicu informasi yang disampaikan otoritas belum sepenuhnya dapat ditangkap warga.

Analisa WVI tersebut berdasarkan hasil umpan balik chatbot LaporCovid-19 sebagai upaya memetakan suara warga sehingga diketahui permasalahan yang terjadi dan dapat menjadi masukan untuk perbaikan.

WVI-LaporCovid-19: Informasi vaksinasi COVID-19 perlu ditingkatkan

Jakarta (ANTARA) – Organisasi Kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan LaporCovid-19 mengemukakan rasa enggan serta ketakutan sebagian masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 dipicu informasi yang disampaikan otoritas terkait belum seluruhnya dapat ditangkap warga.

Kesimpulan itu didapat berdasarkan hasil umpan balik chatbot LaporCovid-19 sebagai upaya memetakan suara warga sehingga diketahui permasalahan yang terjadi dan dapat menjadi masukan untuk perbaikan.

“Data ini didapat selama 20 hari mulai 6 hingga 26 April 2021 melalui chatbot LaporCovid-19 pada aplikasi WhatsApp dan Telegram,” kata Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan, dalam diskusi “Umpan Balik Warga Terkait Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19” yang digelar secara virtual, Jumat siang.

LaporCovid-19 Terima Aduan, Seorang Kakek Lumpuh Usai Divaksin AstraZeneca

JAKARTA?- Koalisi warga Lapor?Covid-19?mendapatkan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari masyarakat bahwa ada seorang kakek yang lumpuh setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Hal itu diungkapkan Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan saat memaparkan hasil temuan dari suara masyarakat terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia, di mana 185 menjadi responden yang dilakukan dari tanggal 6 sampai 26 April 2021.

WVI-LaporCovid-19: Informasi vaksinasi COVID-19 perlu ditingkatkan

Jakarta ((AJ)) ? Organisasi Kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan LaporCovid-19 mengemukakan rasa enggan serta ketakutan sebagian masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 dipicu informasi yang disampaikan otoritas terkait belum seluruhnya dapat ditangkap warga.

Kesimpulan itu didapat berdasarkan hasil umpan balik chatbot LaporCovid-19 sebagai upaya memetakan suara warga sehingga diketahui permasalahan yang terjadi dan dapat menjadi masukan untuk perbaikan.

?Data ini didapat selama 20 hari mulai 6 hingga 26 April 2021 melalui chatbot LaporCovid-19 pada aplikasi WhatsApp dan Telegram,? kata Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan, dalam diskusi ?Umpan Balik Warga Terkait Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19? yang digelar secara virtual, Jumat siang.

LaporCovid-19 Terima Aduan, Seorang Kakek Lumpuh Usai Divaksin AstraZeneca

JAKARTA?? Koalisi warga Lapor?Covid-19?mendapatkan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari masyarakat bahwa ada seorang kakek yang lumpuh setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Hal itu diungkapkan Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan saat memaparkan hasil temuan dari suara masyarakat terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia, di mana 185 menjadi responden yang dilakukan dari tanggal 6 sampai 26 April 2021.

Indonesia Mungkin Berada di Puncak Lonjakan COVID

Orang-orang yang memakai masker pelindung menunggu giliran untuk naik minivan di Trans Studio, di tengah merebaknya penyakit coronavirus (COVID-19), di Jakarta, Indonesia, 1 Juni 2021.?May Dinar Olviana, Reuters

Tidak ada yang benar-benar tahu keadaan sebenarnya dari epidemi COVID-19 di Indonesia, dan itu berarti tidak dapat diprediksi. Tapi ada alasan bagus untuk khawatir tentang apa yang terjadi selanjutnya.

Lima belas bulan setelah Indonesia mengumumkan kasus pertama COVID-19, pengujian untuk virus corona tetap termasuk yang terendah di Asia. Mungkin karena tidak gratis, tes hanya mencapai sekitar 40 per 1.000 orang, dibandingkan dengan 115 di Filipina, 373 di Malaysia, dan lebih dari 2.000 di Singapura.

Ujiannya bahkan lebih baik di Myanmar, di mana kudeta militer telah memicu protes harian dan situasi keamanan yang semakin ketat.

Wawancara Khusus: Irma Hidayana Bicara soal Partisipasi Warga hingga Transparansi Pemerintah dalam Penanganan Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com – Platform LaporCovid-19 mungkin tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Pasalnya, platform ini telah menjadi salah satu sarana berbagi informasi seputar penanganan Covid-19 yang belum dijangkau pemerintah. Selain sarana berbagi informasi, LaporCovid-19 juga menampung laporan warga terkait penanganan pandemi Covid-19 dan menindaklanjutinya. LaporCovid-19 pun terlibat dalam pencatatan angka-angka terkait situasi pandemi di Indonesia menggunakan pedekatan crowdsourcing atau partisipasi warga. Berdirinya platform ini tak lepas dari sosok Irma Hidayana yang menjadi inisiator bersama tujuh orang rekannya yang peduli dengan penanganan pandemi Covid-19.

Gerak Cepat Semua Pihak Sebelum Kasus Positif Meledak

Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan, mengatakan, gerak cepat dan inisiatif warga dalam penanganan kasus di Cilangkap menjadi contoh baik. Pasalnya, mereka sering menerima laporan sebaliknya dari warga yang harus diisolasi mandiri di rumah.

“Di Jakarta, banyak laporan ke kami dari warga yang harus isolasi mereka tidak diperhatikan kebutuhannya oleh pihak RT atau RW. Banyak juga yang melapor tidak adanya pihak puskesmas yang memantau kesehatan mereka saat ada yang terdeteksi positif,” katanya.

Kluster Keluarga Sumbang Peningkatan Pasien Positif Sepekan Terakhir

JAKARTA, KOMPAS ? Kluster keluarga menyumbang jumlah pasien positif yang meningkat sampai 6 persen dalam sepekan terakhir di Rumah Sakit Darurat Covid atau RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk itu, pemerintah daerah, TNI, dan Polri akan terus mengoptimalkan pelacakan, pemeriksaan, dan perawatan berbasis komunitas.

Kepala Pusat?Kesehatan TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono, Senin (24/5/2021), menyampaikan, sampai pukul 06.00 terdapat 1.305 pasien positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Ini meningkat dari hanya 1.266 pasien sore hari sebelumnya. Dengan demikian, keterisian mencapai ruang inap 21,77 persen dari total 5.994 ruangan.

Pekerja di Jakarta Laporkan THR Dipotong untuk Bayar Vaksin Mandiri

Jakarta, IDN Times?- Program vaksinasi COVID-19 semestinya diberikan gratis kepada masyarakat, termasuk vaksinasi gotong rotong atau mandiri yang semestinya menjadi kewajiban perusahaan.

Namun, salah satu karyawan perusahaan swasta di DKI Jakarta terpaksa membayar separuh harga vaksin COVID-19.

Diketahui harga vaksin untuk vaksinasi gotong royong ditetapkan sebesar Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis. Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021.

Relawan LaporCovid19 Firdaus Ferdiansyah, mengatakan pihaknya menerima laporan pada Minggu (23/5/2021) mengenai adanya pemotongan Tunjangan Hari Raya untuk membayar vaksin mandiri.