WNA Bebas Keluar Masuk, Karantina Corona di Indonesia Disebut Bobrok

JAKARTA – Koalisi warga Lapor Covid-19 (virus Corona) mengungkapkan, sejumlah kejanggalan karantina mandiri di hotel dan apartemen bagi para Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Indonesia.

Melalui akun media sosial Twitter @LaporCovid-19 memperlihatkan WNA dengan bebas keluar masuk hotel. “Pemerintah Lalai. Mana keseriusan Pemerintah tangani pandemi? Ternyata sudah sejak lama para WNA yang karantina bebas melanggeng ke luar,” tulis @LaporCovid-19 dikutip, Jumat (30/4/2021).

WNA Bebas Keluar saat Karantina, Koalisi Warga: Mana Keseriusan Pemerintah?

Bisnis.com, JAKARTA – Koalisi warga yang tergabung dalam Lapor Covid-19 mengungkapkan protes terhadap keberadaan banyaknya warga negara asing (WNA) yang melakukan karantina mandiri di apartemen dan hotel di lingkungannya. Melalui akun Twitternya, @LaporCovid-19, koalisi warga itu mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi lewat unggahannya pada Kamis (29/4/2021). Akun tersebut menyebutkan bahwa banyak WNA yang melakukan karantina di hotel dan apartemen secara bebas.

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Semakin Menyimpang

21 April 2021 – Indonesia terkena embargo vaksin oleh India karena lonjakan tajam kasus COVID-19 di India. Akibatnya, Indonesia hanya menerima 1.1 juta dari 11.7 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dialokasikan oleh COVAX ke Indonesia. Serum Institute of India, menunda pengiriman vaksin untuk Indonesia pada Maret dan April 2021.

Tekan Covid-19, mobilitas perlu dikendalikan dan tes digencarkan lagi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA.?Iqbal Elyazar, Kolaborator Saintis Laporcovid-19 mengamini pernyataan satgas menyoal kenaikan kasus positif Covid-19 tersebut. Dia berpendapat, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini kondisinya sama saja dengan tahun lalu ketika Covid-19 baru merebak di tanah air.

Ia juga bilang, persentase orang yang diperiksa atau dites pun semakin menurun. Terutama pemeriksaan yang dilakukan di luar DKI Jakarta, yang tidak lagi intensif, sehingga daerah-daerah di wilayah timur Indonesia mulai melaporkan terjadinya kenaikan angka kasus Covid-19.

Vaksinasi RI Menyimpang, Koalisi Desak Kelompok Rentan Diutamakan

tirto.id – Kelompok rentan terdampak COVID-19 dinilai masih diabaikan oleh pemerintah dalam program vaksinasi. Di sisi lain pemerintah malah menyebar vaksin ke kelompok non-prioritas. “Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia kelompok rentan antara lain lansia, mereka dengan komorbid, dan masyarakat yang tinggal di wilayah dengan penularan tinggi harus diprioritaskan untuk divaksinasi setelah tenaga kesehatan dalam rangka pengendalian pandemi,” mengutip siaran pers koalisi masyarakat sipil dan LaporCovid19, Rabu (21/4/2021). Koalisi sipll itu mencakup sejumlah enam organisasi sipil terdepan di Indonesia yang fokus isu hak asasi manusia dan kesehatan.

Kontroversi Vaksin Nusantara

Pengembangan Vaksin Nusantara, yang diinisiasi eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, terus berlanjut. Anehnya, pengembangan vaksin yang seharunya didasari prinsip sains justru menjadi politis dengan menguatnya dukungan dari anggota DPR RI. Bahkan, sejumlah anggota DPR, yang sebelumnya telah divaksinasi dengan Vaksin Sinovac, mengaku telah menjadi sukarelawan Vaksin Nusantara. Padahal, vaksin yang dikembangkan RSPAD Gatot Soebroto, RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Universitas Diponegoro ini masih belum kelar perizinannya, karena adanya berbagai masalah.

Polemik Vaksin Nusantara, Lebih 100 Tokoh Dukung BPOM

JAKARTA, iNews.id – Lebih dari 100 orang tokoh dari berbagai profesi menyatakan akan mendukung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahkan tokoh seperti Mantan Wakil Presiden Budiono pun ikut menyatakan dukungannya kepada BPOM. Dukungan ini terkait polemik vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus. ?Tim BPOM, Majulah Terus!? tulis di awal pernyataan terbuka dari lebih 100 para tokoh tersebut. ?

Perlu kesadaran masyarakat dan konsistensi aparat mengatasi penyebaran Covid-19

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sepuluh orang Indonesia dilaporkan terpapar varian baru virus Covid-19 dari India. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Senin (26/4).

Varian dari virus di India tersebut dengan kode B.1.617, ditemukan ada mutasi di E484Q dan L452R. Menurut Kolaborator Saintis Laporcovid-19 Iqbal Elyazar hal ini merupakan sudah kodratnya virus bermutasi, sebagai bagian evolusi biologisnya.

Analisis Pengaruh Perjalanan Masyarakat Terhadap Penambahan Kasus COVID-19 Pada Tingkat Kabupaten/Kota

Penelitian tentang “Analisis Pengaruh Perjalanan Masyarakat terhadap Penambahan Kasus COVID-19 pada Tingkat Kabupaten/Kota” yang disusun oleh Nabila Soraya Sekarputri, S.T., M.T. menggunakan data statistik COVID-19 yang dikumpulkan oleh Tim LaporData LaporCovid-19 dari kota/kabupaten terkait. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh perjalanan masyarakat (perjalanan dalam kota maupun antar kota) terhadap penambahan kasus COVID-19 pada daerah asal perjalanannya.