Momentum Perbaikan Data COVID-19 Dan Penelusuran Kematian Berlebih Pasca Gelombang Ketiga Mereda

Situasi pandemi di Indonesia tampak memasuki babak baru dengan makin terkendalinya sejumlah parameter epidemiologis. Sayangnya, masih ada banyak catatan kritis terkait keseriusan pemerintah, terlebih dalam upaya penguatan testing, tracing, dan treatment, serta vaksinasi. Narasi yang berkembang dari situasi saat ini berdampak pada makin abainya masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, khususnya menghindari kerumunan dan memakai masker. Hal tersebut makin diperparah dengan munculnya banyak narasi transisi ke endemi yang mengaburkan persepsi publik terkait krisis kesehatan saat ini.

Military Intervension in Handling the Pandemic

In the wake of the COVID-19 pandemic, the Indonesian Government involved the military institution in responding to the emerging outbreak and taking control of the situation, to ensure that COVID-19 cases are handled through organised, systemic managerial mechanism.

Kekuasaan dan Militer Dalam Merespon Pandemi: Bukti dari Lapangan

Laporan ini, merangkum beberapa temuan utama dari analisis hukum dan kebijakan yang diimplementasikan di Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19, periode Maret 2020 sampai Mei 2021. Fokusnya antara lain adalah isu-isu yang berkaitan dengan jaminan perlindungan hak atas kesehatan dalam kebijakan penanganan Covid-19, serta penggunaan kekuatan militer untuk menerapkan kebijakan tersebut di lapangan.

Sepertiga Warga DKI Masih Khawatir Akan Vaksin COVID-19

LaporCovid-19, Lab Intervensi Sosial dan Krisis – Fakultas Psikologi UI, dan Social Resilience Lab, NTU melakukan studi berbasis survei untuk menggali hambatan dan memetakan persepsi warga DKI terhadap vaksinasi. Survei dilakukan selama dua minggu dari 30 April-15 Mei 2021 dan diikuti oleh 57.231 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, namun hanya 47.457 responden yang menyelesaikan survei dan tervalidasi. Sebagian besar responden adalah lulusan SMA (53,8 persen) dan Sarjana (13,6 persen), Ibu Rumah Tangga (42,8 persen), Pekerja Swasta ( 15,48 persen) dan Pekerjaan Lain sebesar 10,9 persen saja. Dari sisi risiko kesehatan terhadap infeksi Covid-19, 70,95 persen responden mengaku tidak memiliki komorbiditas. Survei dilakukan secara online dengan penarikan sampel menggunakan metode Convenience Sampling. Penyebaran survei dibantu oleh Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta dan jaringan komunitas warga. Untuk mempelajari hambatan dan faktor yang mendorong warga DKI untuk divaksinasi, kami menggunakan pendekatan Health Belief Model yang mengukur kecenderungan umum kekhawatiran, kerentanan, hambatan, dan manfaat vaksinasi.

Menghitung Kematian Berlebih di Indonesia Selama Pandemi

Perhitungan tentang kematian lebih (exess mortality) dapat memberikan informasi tentang beban kematian terkait dengan pandemi COVID-19, termasuk kematian yang secara langsung maupun tidak langsung. Kematian berlebih biasanya didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah kematian yang diamati dalam periode waktu tertentu dan jumlah kematian yang diharapkan dalam periode waktu yang sama.

Survei Persepsi Warga DKI Jakarta tentang Covid-19

Jakarta, 29 Mei 2020.Untuk mengantisipasi pelonggaran PSBB, Lapor Covid-19 berkolaborasi dengan beberapa tim peneliti tanah air dan Sosiolog Sulfikar Amir melakukan survei untuk mengetahui persepsi warga DKI tentang resiko Covid-19. Survei ini mencakup aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Partisipasi warga DKI Jakarta sangat penting karena hasil survei ini akan jadi masukan bagi pemerintah provinsi DKI …

Kurang dari Separuh Masyarakat Mau Menerima Vaksin Covid-19

Hanya 31% responden menyatakan bersedia menerima vaksin Biofarma-Sinovac yang saat ini tengah menjalani uji klinis fase tiga, dan sebanyak 69% responden menyatakan ragu-ragu hingga tidak bersedia. Penerimaan responden terhadap vaksin Merah Putih yang tengah dibuat LBM Eijkman-Biofarma sedikit lebih baik, 44 % bersedia dan 56% responden menyatakan ragu-ragu hingga tidak bersedia menerima.

Warga DKI Siap PSBB 2.0

Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa warga DKI Jakarta semakin sadar terhadap pandemi Covid-19 dibandingkan tiga bulan lalu. Kesadaran ini muncul karena semakin tingginya orang yang dikenap responden yang terkena Covid-19. Pada saat yang bersamaan, kami menemukan sebanyak 24% warga yang mengalami perubahan status pekerjaan selama masa pandemi. Kelompok ini mencakup mereka yang kehilangan pekerjaan sampai sekarang, mereka yang banting setir menjadi wirausaha, dan mereka yang terkena pemotongan gaji.